CAMS-CRCC

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor utama penggerak ekonomi Indonesia sebagai negara agraria. Namun, sektor pertanian menghadapi potensi ancaman dampak perubahan iklim. Sebagai langkah nyata pemerintah Indonesia telah mengupayakan berbagai strategi adaptasi perubahan iklim khususnya untuk sektor ini. Pemerintah melalui Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengevaluasi potensi dampak perubahan iklim terhadap sektor-sektor ekonomi (ICCSR 2010), dan memberikan rekomendasi perlunya penyusunan strategi adaptasi perubahan iklim yang perlu diarusutamakan dalam rencana pembangunan (RAN API 2014). Seiring dengan kebutuhan penyusunan adaptasi yang ditujukan untuk mengurangi potensi dampak negatif dan memaksimalkan potensi dampak positif perubahan iklim, KLHK telah merilis peraturan menteri (Permen) LHK No.33 tahun 2016 tentang penyusunan upaya adaptasi perubahan iklim. Berdasarkan landasan tersebut, inisiatif kegiatan ini diarahkan pada Strategi Manajemen Pertanian Berbasis Iklim: Penguatan Ketahanan Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (CAMS-CRCC). Dalam mendukung dan mengimplementasikan agenda internasional, SDGs poin ke-13 yaitu Climate Action, maka kegiatan ini juga diarahkan sebagai aksi atau respon terhadap perubahan iklim. Berikut, ruang lingkup CAMS-CRCC.


Program Saung Iklim

Dengan dikeluarkannya Permen KLHK 33/2016 maka diperlukan penyusunan upaya strategi manajemen pertanian berbasis iklim. Partisipasi para pihak dalam penyusunan kajian merupakan kunci utama dalam upaya memahami karateristik dan kapasitas wilayah kajian serta keberhasilan kegiatan. Berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD), masyarakat, ahli-ahli, dan perguruan tinggi hingga komunitas dan kelompok-kelompok tani dilibatkan secara aktif dibawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kabupaten Subang. Berbagai kegiatan dilakukan melalui survei, dialog terfokus (FGD), workshop dan praktek lapang yang disebut sebagai “Saung Iklim”. Pada kegiatan ini penyusunan strategi manajemen pertanian berbasis iklim dilakukan melalui lima output utama. Secara umum, para pihak dilibatkan secara aktif untuk mengidentifikasi dan menyusun langkah-langkah rekomendasi pilihan adaptasi melalui wadah “Tim Iklim”, wadah konsultasi dan diskusi terkait permasalahan dan solusi pertanian di Kabupaten Subang yang dilegalkan melalui SK Bupati No. No. 600/Kep.251-BP4D/2017.

Inovasi&Produk

Publikasi

Will Crop Production Centers Remain in The Future? Case Study of Subang District

Perdinan

Strategi Managemen Pertanian Berbasis Iklim : Penguatan Ketahanan Masyarakat terhadap Perubahan Iklim

Perdinan

Deriving vulnerability indicators for crop production regions in Indonesia

Perdinan


Climate regionalization for main production areas of Indonesia: Case study of West Java

Perdinan

Regional Analysis of Prone Drought Areas under Future Climate Change Scenarios: Case Study Agropolitan of Malang District

Perdinan

Quantification the Impact of Climate Change on Paddy Field Yield Production in Subang, Indonesia

Putu Santikayasa


Water allocation for agriculture complex terrain under changing climate

Putu Santikayasa

Developing Vulnerability Analysis Method for Climate Change Adaptation on Agropolitan Region in Malang District

Yon Sugiarto

Evaluation of the Use of Data Reanalysis for Climate Regionalization

Yon Sugiarto

2017 Tim Iklim